Semua
orang punya ceritanya masing-masing, punya sejarah hidupnya sendiri, dan punya
sejuta kenangan yang tersaji dalam
berbagai nuansa. Yahh Nuansa klasik, berkesan begitu bernilai. Hal yang kita
alami akan terasa bernilai bila kita mampu menghargainya. Tak ada sedikitpun
yang akan melupakan sejarah hidupnya, baik itu buruk atau pahit semua punya
porsinya masing-masing.
Terkadang
kita merasa merindukan sesuatu, sesuatu yang mampu membuat kita bisa tersenyum bahagia, tertawa, sedih bahkan
sanggup mengeluarkan air mata. Ini terasa begitu konyol saat kita ingin
mengulang kembali waktu, berada didalam orientasi sejarah kita. Melewati semua
tahap dan mencapai satu titik dimana
kita akan berhenti dan mencapai puncaknya. Tak ada waktu untuk bisa kembali ke
posisi start, yang ada kita hanya akan berjalan, berhenti dan tak bisa mundur
lagi.
Saat kita
mulai mengukir cerita, bertemu orang baru, mengenalnya dan saling bertukar
pikiran. Menarik !, semuanya begitu berkesan hingga terkadang kita lupa. Lupa
kalo ini akan berlalu dan punya masanya, karena kita akan terus berjalan. Entah
kenapa kita seakan tak ingin hal ini berlalu, kita terlalu egois untuk
berpura-pura karena pada dasarnya kita tak ingin meninggalkan atau bahkan melupakan
masa-masa yang berkesan dalam hidup kita bahkan jika itu mampu membuat kita
“bahagia”.
Sebaliknya,
jika kita mulai mengenalnya dan ternyata pada akhirnya orang-orang tersebut
hanya membuat kita kecewa lalu pergi, seakan kita ingin membiarkannya berlalu
begitu saja, secepat mungkin menghilang dalam waktu. Ini juga menjadikan kita
egois, hanya karena kita tidak bisa menerima kenyataan dan melupakan hal
terpenting yaitu “Menilai dan Memaknainya” padahal bisa saja ini menjadi sebuah
pelajaran bagi kita.
So, kita
memang cukup egois untuk beberapa hal. Jika
hal yang mampu membuat kita bahagia tak ingin dilupakan dan membiarkannya
berlalu tetapi jika itu tidak menyenangkan bahkan menyedihkan kita ingin segera
membuangnya dan membiarkannya berlalu begitu saja!. Padahal semuanya punya
arti, nilai dan makna tersendiri. Ada kalanya kita memang harus merasakan
seperti itu!.
****
Entah
mengapa saya menulis seperti diatas, pelajaran dalam geografi dan seni membuat
mata hati saya ingin menulis. Temporal dalam Geografi dan Klasik dalam seni
memberikan saya sedikit inspirasi. Ada sepatah kata dari seseorang yang membuat
saya sedikit untuk tidak egois, yang dulunya berliku dalam masa lalu dan terus
menengok ke belakang, sekarang mulai mengerti dan terus berjalan kedepan.
sesekali menegok ke belakang lalu berkata “Terima kasih untuk semua yang telah
terjadi buruk dan pahitnya banyak mengajarkan saya menjadi kuat seperti
sekarang” dan yang paling saya ingat “Beda zaman beda Tokoh” ini ternyata
benar! Tidak semuanya seperti itu!.
Thank’s J