Ini merupakan Novel Pertama saya buat, namun untuk keseluruh novelnya belum jadi, hanya bagian per-bab nya saja.
Untaian lagu
terdengar dari arah samping kanan deretan Buku yang tertata rapi diatas meja
dengan alunan lagu merdu membuat orang yang mendengarnya terbawa oleh syair di
dalam lagu tersebut. Seakan lagu tersebut memiliki makna tersendiri bagi Ayu
yang kerap kali mengingatkannya pada Seseorang
dan sebuah Penyesalan. Penyesalan tidak kunjung usai namun telah menjadi
kenangan. Dari seseorang itu ia banyak mengerti tentang arti Pertemanan,
Pilihan, dan cinta, ketika semuanya bersatu hanya hati yang dapat menentukan.
Di tengah kekosongan hati ditemani dengan untaian lagu membuatnya tertidur
sampai lupa menyusun agendanya untuk malam ini. Malam dengan sejuta kemungkinan
yang terjadi, entah ia akan bertemu dengan dia sosok berbeda atau mungkin sosok
yang sama. “Entahlah” dalam hatinya bergumam kemudian terlelalap dalam mimpi.
Diantara deretan
buku dan alunan lagu terdengar deringan ponsel bertuliskan sebuah nama yang
kerap kali menghubunginya, seketika membuatnya terbangun dari bayang-bayang
mimpi.
“Iya Hallo, ada
apa Iyan ?” jawab Ayu dengan suara pelan
“Lu baru bangun
yah, lemes banget?”Sahut Iyan dari arah seberang telah menduga kebiasaan
temennya kalo jam segini, wajarlah mereka sudah berteman baik sekitar satu
tahun yang lalu saat ia pertama kali menginjak bangku SMA dan mereka berdua
seakan memiliki hubungan darah layaknya Kakak dan Adik.
“Hehe iya, kok
tau Iyan ?”
“Taulah, Lu kaya
nggak kenal gua aja Ayu. Gua kan yang biasa nyediain jasa Ramal dipinggiran
Jalan gitu..”
Ayu tiba-tiba
tertawa. “Hahaha lu bisa aja, Oh iya malahan Gua kira lu yang biasa..
Hahahaha..”Belum sempat Ayu melanjutkan pembicaraannya
“ Biasa malakin Anak
SD kalo lagi lewatkan, Hahaha...”Iyan ikut tertawa. “Bytheway gua hampir lupa, gua kan nelpon lu buat ngajak lu ke
rumah buat rayain malam pergantian tahun bareng temen-temen. Lu mau nggak ?”
“Hmm, gua
pikir-pikir dulu yah Iyan. Saoalnya gua nggak minat nih keluar buat rayain
malam tahun Baru, malahan lagi pengen stay di Rumah aja..”
“Lu kok gitu sih Ayu, kita kan rayainnya
bereng-barenng masa lu nggak ada.”
“tapi sumpah gua
nggak minat Iyan..”
“Ayolah Ayu,
nggak seru kalo nggak ada lu. Sekarang lu
ada di Rumah kan ? tunggu gua yah!” terdengar suara rengekan dari arah
seberang, dan belum sempat Ayu menjawab pertanyaan dari Iyan telephonenya terputus.
“Gimana sih
Iyan, maksa banget ngajakin gua ke acaranya padahal pengen di Rumah aja
lanjutin ngebuat naskah buat dikirim bulan depan sambil ngelihat Timeline di
Akun Twitter..Uuhhh” keluh Ayu dalam hati dan meletakkan kembali Ponselnya di
atas Meja sambil merebahkan kembali tubuhnya diatas tempat tidur berbalutkan
gambar Mawar berwarna merah.
Beberapa menit
kemudian terdengar suara motor berhenti
di depan Rumah Ayu dan sepertinya itu adalah Iyan namun ditemani oleh
seseorang yang tampangnya sudah tidak asing lagi bahkan mereka sudah saling
mengenal dan duduk di kelas yang sama, Yahh dia Rio teman sekelas mereka dan dari
arah depan terdengar ketukan pintu memanggil nama Ayu, dengan segera Ayu
berjalan membuka Pintu dan bertemu dengan keduanya.
Dengan tatapan
heran Ayu berjalan menuju keduanya“Eh, lu Iyan bareng Rio juga...”
“Hahaha iya, Lu nggak
ngajakin gua sama Rio masuk ke Rumah lu gitu ? tanggap Iyan melepaskan helm
yang merekat erat di kepalanya.
“Ohh Iya gua
lupa, yuk masuk....“
“Gak usah Ayu,
kita sebentar doang kok, Iyan nya aja yang kepengen masuk katanya laper gitu
pengen makan cemilan.”tanggap Rio berada di dekat Iyan yang cengengesan sedari
tadi
Iyan tersenyum
lebar dan bersikap manis layaknya memberikan senyuman di depan Presiden. “Haha,
lu kaya nggak tau gua. Wajarlah soalnya kalo orang keren tuh emang kaya gitu.
Malu dong kalo dateng kerumah temennya trus nggak di suruh masuk.”
Rio dan Ayu
mulai menahan tawa mendengar perkataan Iyan yang super pede meskipun pada
realitanya Iyan boleh di kategorikan sebagai cowok keren yang eksis soalnya
terbukti dengan banyaknya cewek yang menjadi korbannya. Yah korban buat di jadiin
pacar. Namun temennya satu ini memiliki tingkat kepercayaan diri yang diatas
batas normal dan kayaknya sebelas dua belas dengan alay atau orang-orang
biasanya nyebutnya dengan kata alayers. “Hahahaha” tawa pun tak tertahan kan
lagi diantara mereka.
Ayu melangkahkan
kakinya ke arah Iyan sambil menepuk pundaknya“Yayaya.. terserah lu aja Iyan,
gua ngikutin dan ngemaklumin lu.”
“Hahaha dasar
Iyan, Ehh ngomong-ngomong kata Iyan lu nggak pengen ikut yah acara entar malem
bareng yang lain? Kenapa ? Padahal inikan acara kelas kita ”
“Gimana yah, gua
males banget lagian nggak ada yang anter gua buat ke rumah Iyan. itu pun kalo
gua jadi pergi, soalnya Ika nggak bawah motor kemungkinan di jemput sama Hendra
padahal gua kan biasa barengan sama dia..”
“Ohh kalo gitu
barengan aja.”
“Iya, lu
barengan aja sama Rio ke rumah, soalnya gua juga nggak bisa jemput lu kesini
soalnya gua mau urus semua persiapan buat entar malem. Lagian gua juga nggak
bisa bolak balik antarin lu kan. Lu pasti nggak rela ngeliahat temen lu susah,
jadi kesimpulannya lu barengan aja sama Rio. Oke?” tambah Iyan
Dengan sedikit
terpaksa Ayu pun menganggukkan kepalanya melirik ke arah Iyan.“Iya udah
terserah lu aja Iyan, kalo lu udah ngomong gitu gua nggak bisa ngomong lagi
kecuali nurutin lu...”
Iyan tersenyum
lebar dan mengarahkan pandanggannya ke Ayu, terlihat kesenangan Iyan melihat
temennya yang satu itu memasang ekpresi raut wajah masem-masem kayak Aseman gitu.
Ekspresi itu lah yang mengingatkan keakraban mereka untuk pertama kalinya saat
Iyan membuat kesal Ayu semasa Ospek. “Oke, kalo gitu gua sama Rio balik yah
pengen cari ikan dulu. Jangan lupa lu siap-siap” kata Iyan melangkahkan kakinya
menuju motor dan memasang helmnya kembali lalu bergegas pergi.-Ayu yang berada
di depan pintu kembali masuk ke dalam rumah dengan sejuta kebimbangan dan
membuat seakan memory dalam otaknya penat memproses semua. Apalagi kedatangan
Rio yang tak ia duga bersama Iyan. Dia tahu betul dirinya dengan Rio tidak
begitu akrab malahan saling tegur pun mereka tak berani namun kali ini semua
sangat berbeda seakan mereka telah saling mengenal satu sama lain. Meskipun
pada nyatanya mereka satu kelas namun baru kali ini Rio datang untuk pertama
kali ke Rumahnya.
***
Arah jarum jam
terus berputar bergerak dari arah kanan dan menunjukan pada satu angka yakni angka
sembilan lewat dua menit. tepat diangka itu terdengar suara dari arah depan
Rumah Ayu dengan ketukan pintu yang agak pelan.
“Permisi...”
Ayu berjalan menuju
arah pintu dan sepertinya ia bisa menebak kedatangan dari sesorang yang berada
di balik pintu itu. Dengan menggunakan Jeans berwarna kebiruaan serta kaos
longgar bergaris-garis membuatnya semakin Anggun dibaluti sebuah jaket. Dari
arah pintu terlihat Rio yang menegenakan kemeja biru malam dengan celana Jeans
berwarna hitam kontras dengan rambutnya yang begitu rapi.
“Ehh Rio, Maaf
Lama yah...”
Dengan
terbata-bata “Ehh ii..ya, nggak apa-apa” kata Rio tersenyum lebar dan terkesan
melihat penampilan Ayu malam itu, membuatnya sadar betapa cantik perempuan yang
berada di hadapannya dan tak menduga bahwa ia bisa melihat sisi lain dari Ayu
yang ia anggap sebagai perempuan aneh dan biasa saja bahkan ia tak menduga
ternyata ia sudah sekelas hampir tiga tahun dan baru akrab saat kelas tiga.
Ayu mengangguk
menatap Rio yang tampak salah tingkah.“Ohh iya, jadi kan ?”
“Hehe iya jadi
kok, Ayo!..” kata Rio segera mengalihkan pandangannya setelah Ayu sadar bahwa Ia
sedang di perhatikan.
Tampak raut
wajah aneh yang di tampakkan oleh Rio seakan ada sesuatu yang sedari tadi ia
perhatikan dan membuatnya seakan salah tingkah ketika harus melihat ke arah Ayu
dan membuat Ayu semakin bingung dengan tatapan Rio yang tajam menembus bola
matanya. “Apakah ada yang aneh dari penampilanku malam ini ?” tanya Ayu dalam
hati.
Mereka berdua
pun beranjak pergi dan menyusuri jalan-jalan yang begitu Ramai. Terlihat indahnya
malam dihiasi beberapa kilauan bintang api meskipun malam pergantian tahun
belum tiba tapi tidak mengurangi kesenangan orang-orang untuk menanti malam yang ditunggu-tunggu itu,
Akhirnya mereka berdua tiba dirumah Iyan.
“Lu udah datang
yahh, masuk yuk!” ajak Iyan yang berdiri di teras rumah sedari tadi menunggu
mereka berdua. “Temen-temen udah nungguin tuh..”
“Oww gitu, gua
masuk duluan yah..” kata Ayu melangkahkan kakinya
Spontan Rio
menarik tangan Ayu. “Tunggu, barengan aja masuknya..” terkesan ada yang berbeda
dari kata-kata Rio barusan dan membuat Ayu seketika menoleh ke arah belakang
dengan sedikit canggung mendengar kata-kata itu. Belum lagi pegangan tangan Rio menandakan sesuatu yang berbeda.
Beberapa menit
terdiam, membuat Rio sadar untuk melepaskan tangan Ayu yang sedari tadi ia
Genggam. “Ehh maaf, maaf..”
“Iya, nggak
apa-apa kok. Yuk!” terlihat senyuman tipis dari Ayu tertuju pada Rio dan terlihat
Iyan mati kutu melihat kedua temannya itu.
Di sisi lain, suasana
di dalam ruang tamu Rumah Iyan begitu Ramai dan di penuhi dengan canda tawa.
Terlihat Ika teman sekelas mereka sekaligus sahabat Ayu sedang bernyanyi di iringi
oleh petikan Gitar Bian ditambah lagi Adengan drama palsu yang dimainkan oleh
Eko dan Ime menambah kesan tersendiri di malam itu. Namun, Tiba-tiba saja semua orang terdiam dan mengarahkan
pandangannya pada dua orang yang baru
saja masuk yaitu Rio dan Ayu.
“Benarkah mereka
berdua...” bisik Tere pelan kepada Ika
Begitu polosnya
Ika menjawab.“Hufft, Mungkin aja mereka ketemu di depan!” mengarahkan
pandangannya begitu dalam kepada keduanya dan berusaha menapik rasa penasaran
Tere. Ayu pun berjalan menuju arah Ika dan duduk disampingnya. “Hai Guys, pada
heboh bener, kedengaran sampai di luar lho..”
“Lu kok bisa
barengan kesini ?” tatapan tajam Eko
kepada keduanya
Ayu kemudian
terdiam dan memilah-milah apa yang harus ia katakan kepada semuanya. “Oww itu,
tadi...” belum sempat Ayu menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Rio bersuara.
“Tadi kami janjian kesini makanya bisa barengan. Kenapa? Ada yang salah ?”
Eko sedikit
Cengang mendengar apa yang baru di katakan Rio dan mengalihkan pembicaraan.
“Oww gak apa-apa, yuk kita lanjutin lagi. So Happy New York Guys...”
“Yuhu..” teriak
semuanya.
Suasana kembali ramai ditambah lagi kedatangan
Iyan membawa Ikan dan Beberapa daging Ayam yang siap untuk disantap telah
menjadi pelengkap Tahun Baru untuk mereka semua. Iringan kebersamaan mereka
mengikat seperti satu keluarga tanpa mengenal batasan. Semua saling berbagi
tanpa adanya perbedaan.
“Guys, gua ada
rencana nih...” terdengar suara dari Iyan yang nampak heboh sendiri.
Tiba-tiba Ime
menangggapi perkataan Iyan dengan datar. “Rencana apaan sih Iyan? rencanannya ngaco lagi yahh..”
“Nggak kok, nih
Serius..” kata Iyan memperbaiki posisi duduknya dengan tatapan serius seolah
berbicara di hadapan para mentri negara. “Gini kita kan punya waktu liburan
selama dua minggu alias wekeend gitu, gimana kalo kita manfaatin satu hari
doang buat kebersamaan kita. Gua pengen ngajak kalian semua buat telusuri
pengalaman di Bukit, Gimana ada yang setuju ?”
“Hmm Bukit..
kayaknya Ide yang bagus, so ceritanya kita mendaki gitu. Menarik, Gua
Setuju!”tanggap langsung dari Bian, Eko, Ime tampa pikir panjang.
“Kalo gua juga
setuju sih..” lanjut Rio, Hendra, Ika dan Tere juga angkat bicara.
“Yah, jadi
kesimpulannya kalian setuju kan. Tapi tunggu dulu masih ada satu suara yang
belum kedengaran nih...” melirik kearah Ayu. “Gimana Yu..setuju nggak ?”
Dengan nada
biasa Ayu pun menggelengkan kepalanya.“Hmm kayaknya nggak deh..”
“Kok gitu sih,
lu nggak asyik nih jadi temen”
“makanya
dengerin dulu, maksudnya nggak bakalan bilang nggak setuju pastinya setuju
dong” Ayu kemudian tertawa. “Haha akhirnya lu kena tipu juga yah Iyan..”
“Oww gitu yahh,
dasar bocah tengil udah pintar yah sekarang...”tersenyum lebar kemudian
mengacak-acak rambut Ayu.
Semua orang di dalam Rumah Iyan ikut tertawa
melihat kekonyolan meraka berdua dengan keakraban yang begitu menyatu Hingga
malam yang ditunggu itu pun Tiba dengan sorakan besama. “Happy New Years,
Semoga Keakraban ini akan selalu teringat.”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar