Senin, 04 Januari 2016

Malam Pergantian Tahun (1)

   
Ini merupakan Novel Pertama saya buat, namun untuk keseluruh novelnya belum jadi, hanya bagian per-bab nya saja.


Untaian lagu terdengar dari arah samping kanan deretan Buku yang tertata rapi diatas meja dengan alunan lagu merdu membuat orang yang mendengarnya terbawa oleh syair di dalam lagu tersebut. Seakan lagu tersebut memiliki makna tersendiri bagi Ayu yang kerap kali mengingatkannya pada Seseorang  dan sebuah Penyesalan. Penyesalan tidak kunjung usai namun telah menjadi kenangan. Dari seseorang itu ia banyak mengerti tentang arti Pertemanan, Pilihan, dan cinta, ketika semuanya bersatu hanya hati yang dapat menentukan. Di tengah kekosongan hati ditemani dengan untaian lagu membuatnya tertidur sampai lupa menyusun agendanya untuk malam ini. Malam dengan sejuta kemungkinan yang terjadi, entah ia akan bertemu dengan dia sosok berbeda atau mungkin sosok yang sama. “Entahlah” dalam hatinya bergumam kemudian terlelalap dalam mimpi.
Diantara deretan buku dan alunan lagu terdengar deringan ponsel bertuliskan sebuah nama yang kerap kali menghubunginya, seketika membuatnya terbangun dari bayang-bayang mimpi.
“Iya Hallo, ada apa Iyan ?” jawab Ayu dengan suara pelan
“Lu baru bangun yah, lemes banget?”Sahut Iyan dari arah seberang telah menduga kebiasaan temennya kalo jam segini, wajarlah mereka sudah berteman baik sekitar satu tahun yang lalu saat ia pertama kali menginjak bangku SMA dan mereka berdua seakan memiliki hubungan darah layaknya Kakak dan Adik.
“Hehe iya, kok tau Iyan ?”
“Taulah, Lu kaya nggak kenal gua aja Ayu. Gua kan yang biasa nyediain jasa Ramal dipinggiran Jalan gitu..”
Ayu tiba-tiba tertawa. “Hahaha lu bisa aja, Oh iya malahan Gua kira lu yang biasa.. Hahahaha..”Belum sempat Ayu melanjutkan pembicaraannya
“ Biasa malakin Anak SD kalo lagi lewatkan, Hahaha...”Iyan ikut tertawa. “Bytheway gua hampir  lupa, gua kan nelpon lu buat ngajak lu ke rumah buat rayain malam pergantian tahun bareng temen-temen. Lu mau nggak ?”
“Hmm, gua pikir-pikir dulu yah Iyan. Saoalnya gua nggak minat nih keluar buat rayain malam tahun Baru, malahan lagi pengen stay di Rumah aja..”
“Lu  kok gitu sih Ayu, kita kan rayainnya bereng-barenng masa lu nggak ada.”
“tapi sumpah gua nggak minat Iyan..”
“Ayolah Ayu, nggak seru kalo nggak ada lu.  Sekarang lu ada di Rumah kan ? tunggu gua yah!” terdengar suara rengekan dari arah seberang, dan belum sempat Ayu menjawab pertanyaan dari Iyan telephonenya terputus.
“Gimana sih Iyan, maksa banget ngajakin gua ke acaranya padahal pengen di Rumah aja lanjutin ngebuat naskah buat dikirim bulan depan sambil ngelihat Timeline di Akun Twitter..Uuhhh” keluh Ayu dalam hati dan meletakkan kembali Ponselnya di atas Meja sambil merebahkan kembali tubuhnya diatas tempat tidur berbalutkan gambar Mawar berwarna merah.
Beberapa menit kemudian terdengar suara motor berhenti  di depan Rumah Ayu dan sepertinya itu adalah Iyan namun ditemani oleh seseorang yang tampangnya sudah tidak asing lagi bahkan mereka sudah saling mengenal dan duduk di kelas yang sama, Yahh dia Rio teman sekelas mereka dan dari arah depan terdengar ketukan pintu memanggil nama Ayu, dengan segera Ayu berjalan membuka Pintu dan bertemu dengan keduanya.
Dengan tatapan heran Ayu berjalan menuju keduanya“Eh, lu Iyan bareng Rio juga...”
“Hahaha iya, Lu nggak ngajakin gua sama Rio masuk ke Rumah lu gitu ? tanggap Iyan melepaskan helm yang merekat erat di kepalanya.
“Ohh Iya gua lupa, yuk masuk....“
“Gak usah Ayu, kita sebentar doang kok, Iyan nya aja yang kepengen masuk katanya laper gitu pengen makan cemilan.”tanggap Rio berada di dekat Iyan yang cengengesan sedari tadi
Iyan tersenyum lebar dan bersikap manis layaknya memberikan senyuman di depan Presiden. “Haha, lu kaya nggak tau gua. Wajarlah soalnya kalo orang keren tuh emang kaya gitu. Malu dong kalo dateng kerumah temennya trus nggak di suruh masuk.”
Rio dan Ayu mulai menahan tawa mendengar perkataan Iyan yang super pede meskipun pada realitanya Iyan boleh di kategorikan sebagai cowok keren yang eksis soalnya terbukti dengan banyaknya cewek yang menjadi korbannya. Yah korban buat di jadiin pacar. Namun temennya satu ini memiliki tingkat kepercayaan diri yang diatas batas normal dan kayaknya sebelas dua belas dengan alay atau orang-orang biasanya nyebutnya dengan kata alayers. “Hahahaha” tawa pun tak tertahan kan lagi diantara mereka.
Ayu melangkahkan kakinya ke arah Iyan sambil menepuk pundaknya“Yayaya.. terserah lu aja Iyan, gua ngikutin dan ngemaklumin lu.”
“Hahaha dasar Iyan, Ehh ngomong-ngomong kata Iyan lu nggak pengen ikut yah acara entar malem bareng yang lain? Kenapa ? Padahal inikan acara kelas kita ”
“Gimana yah, gua males banget lagian nggak ada yang anter gua buat ke rumah Iyan. itu pun kalo gua jadi pergi, soalnya Ika nggak bawah motor kemungkinan di jemput sama Hendra padahal gua kan biasa barengan sama dia..”
“Ohh kalo gitu barengan aja.”
“Iya, lu barengan aja sama Rio ke rumah, soalnya gua juga nggak bisa jemput lu kesini soalnya gua mau urus semua persiapan buat entar malem. Lagian gua juga nggak bisa bolak balik antarin lu kan. Lu pasti nggak rela ngeliahat temen lu susah, jadi kesimpulannya lu barengan aja sama Rio. Oke?” tambah Iyan
Dengan sedikit terpaksa Ayu pun menganggukkan kepalanya melirik ke arah Iyan.“Iya udah terserah lu aja Iyan, kalo lu udah ngomong gitu gua nggak bisa ngomong lagi kecuali nurutin lu...”
Iyan tersenyum lebar dan mengarahkan pandanggannya ke Ayu, terlihat kesenangan Iyan melihat temennya yang satu itu memasang ekpresi raut wajah masem-masem kayak Aseman gitu. Ekspresi itu lah yang mengingatkan keakraban mereka untuk pertama kalinya saat Iyan membuat kesal Ayu semasa Ospek. “Oke, kalo gitu gua sama Rio balik yah pengen cari ikan dulu. Jangan lupa lu siap-siap” kata Iyan melangkahkan kakinya menuju motor dan memasang helmnya kembali lalu bergegas pergi.-Ayu yang berada di depan pintu kembali masuk ke dalam rumah dengan sejuta kebimbangan dan membuat seakan memory dalam otaknya penat memproses semua. Apalagi kedatangan Rio yang tak ia duga bersama Iyan. Dia tahu betul dirinya dengan Rio tidak begitu akrab malahan saling tegur pun mereka tak berani namun kali ini semua sangat berbeda seakan mereka telah saling mengenal satu sama lain. Meskipun pada nyatanya mereka satu kelas namun baru kali ini Rio datang untuk pertama kali ke Rumahnya.

***
Arah jarum jam terus berputar bergerak dari arah kanan dan menunjukan pada satu angka yakni angka sembilan lewat dua menit. tepat diangka itu terdengar suara dari arah depan Rumah Ayu dengan ketukan pintu yang agak pelan.
 “Permisi...”
Ayu berjalan menuju arah pintu dan sepertinya ia bisa menebak kedatangan dari sesorang yang berada di balik pintu itu. Dengan menggunakan Jeans berwarna kebiruaan serta kaos longgar bergaris-garis membuatnya semakin Anggun dibaluti sebuah jaket. Dari arah pintu terlihat Rio yang menegenakan kemeja biru malam dengan celana Jeans berwarna hitam kontras dengan rambutnya yang begitu rapi.
“Ehh Rio, Maaf Lama yah...”
Dengan terbata-bata “Ehh ii..ya, nggak apa-apa” kata Rio tersenyum lebar dan terkesan melihat penampilan Ayu malam itu, membuatnya sadar betapa cantik perempuan yang berada di hadapannya dan tak menduga bahwa ia bisa melihat sisi lain dari Ayu yang ia anggap sebagai perempuan aneh dan biasa saja bahkan ia tak menduga ternyata ia sudah sekelas hampir tiga tahun dan baru akrab saat kelas tiga.
Ayu mengangguk menatap Rio yang tampak salah tingkah.“Ohh iya, jadi kan ?”
“Hehe iya jadi kok, Ayo!..” kata Rio segera mengalihkan pandangannya setelah Ayu sadar bahwa Ia sedang di perhatikan.
Tampak raut wajah aneh yang di tampakkan oleh Rio seakan ada sesuatu yang sedari tadi ia perhatikan dan membuatnya seakan salah tingkah ketika harus melihat ke arah Ayu dan membuat Ayu semakin bingung dengan tatapan Rio yang tajam menembus bola matanya. “Apakah ada yang aneh dari penampilanku malam ini ?” tanya Ayu dalam hati.
Mereka berdua pun beranjak pergi dan menyusuri jalan-jalan yang begitu Ramai. Terlihat indahnya malam dihiasi beberapa kilauan bintang api meskipun malam pergantian tahun belum tiba tapi tidak mengurangi kesenangan orang-orang untuk  menanti malam yang ditunggu-tunggu itu, Akhirnya mereka berdua tiba dirumah Iyan.
“Lu udah datang yahh, masuk yuk!” ajak Iyan yang berdiri di teras rumah sedari tadi menunggu mereka berdua. “Temen-temen udah nungguin tuh..”
“Oww gitu, gua masuk duluan yah..” kata Ayu melangkahkan kakinya
Spontan Rio menarik tangan Ayu. “Tunggu, barengan aja masuknya..” terkesan ada yang berbeda dari kata-kata Rio barusan dan membuat Ayu seketika menoleh ke arah belakang dengan sedikit canggung mendengar kata-kata itu. Belum lagi pegangan tangan Rio  menandakan sesuatu yang berbeda.
Beberapa menit terdiam, membuat Rio sadar untuk melepaskan tangan Ayu yang sedari tadi ia Genggam. “Ehh maaf, maaf..”
“Iya, nggak apa-apa kok. Yuk!” terlihat senyuman tipis dari Ayu tertuju pada Rio dan terlihat Iyan mati kutu melihat kedua temannya itu.
Di sisi lain, suasana di dalam ruang tamu Rumah Iyan begitu Ramai dan di penuhi dengan canda tawa. Terlihat Ika teman sekelas mereka sekaligus sahabat Ayu sedang bernyanyi di iringi oleh petikan Gitar Bian ditambah lagi Adengan drama palsu yang dimainkan oleh Eko dan Ime menambah kesan tersendiri di malam itu. Namun,  Tiba-tiba saja semua orang terdiam dan mengarahkan pandangannya  pada dua orang yang baru saja masuk yaitu Rio dan Ayu.
“Benarkah mereka berdua...” bisik Tere pelan kepada Ika
Begitu polosnya Ika menjawab.“Hufft, Mungkin aja mereka ketemu di depan!” mengarahkan pandangannya begitu dalam kepada keduanya dan berusaha menapik rasa penasaran Tere. Ayu pun berjalan menuju arah Ika dan duduk disampingnya. “Hai Guys, pada heboh bener, kedengaran sampai di luar lho..”
“Lu kok bisa barengan kesini ?” tatapan tajam  Eko kepada keduanya
Ayu kemudian terdiam dan memilah-milah apa yang harus ia katakan kepada semuanya. “Oww itu, tadi...” belum sempat Ayu menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Rio bersuara. “Tadi kami janjian kesini makanya bisa barengan. Kenapa? Ada yang salah ?”
Eko sedikit Cengang mendengar apa yang baru di katakan Rio dan mengalihkan pembicaraan. “Oww gak apa-apa, yuk kita lanjutin lagi. So Happy New York Guys...”
“Yuhu..” teriak semuanya.
 Suasana kembali ramai ditambah lagi kedatangan Iyan membawa Ikan dan Beberapa daging Ayam yang siap untuk disantap telah menjadi pelengkap Tahun Baru untuk mereka semua. Iringan kebersamaan mereka mengikat seperti satu keluarga tanpa mengenal batasan. Semua saling berbagi tanpa adanya perbedaan.
“Guys, gua ada rencana nih...” terdengar suara dari Iyan yang nampak heboh sendiri.
Tiba-tiba Ime menangggapi perkataan Iyan dengan datar. “Rencana apaan sih Iyan?  rencanannya ngaco lagi yahh..”
“Nggak kok, nih Serius..” kata Iyan memperbaiki posisi duduknya dengan tatapan serius seolah berbicara di hadapan para mentri negara. “Gini kita kan punya waktu liburan selama dua minggu alias wekeend gitu, gimana kalo kita manfaatin satu hari doang buat kebersamaan kita. Gua pengen ngajak kalian semua buat telusuri pengalaman di Bukit, Gimana ada yang setuju ?”
“Hmm Bukit.. kayaknya Ide yang bagus, so ceritanya kita mendaki gitu. Menarik, Gua Setuju!”tanggap langsung dari Bian, Eko, Ime tampa pikir panjang.
“Kalo gua juga setuju sih..” lanjut Rio, Hendra, Ika dan Tere juga angkat bicara.
“Yah, jadi kesimpulannya kalian setuju kan. Tapi tunggu dulu masih ada satu suara yang belum kedengaran nih...” melirik kearah Ayu. “Gimana Yu..setuju nggak ?”
Dengan nada biasa Ayu pun menggelengkan kepalanya.“Hmm kayaknya nggak deh..”
“Kok gitu sih, lu nggak asyik nih jadi temen”
“makanya dengerin dulu, maksudnya nggak bakalan bilang nggak setuju pastinya setuju dong” Ayu kemudian tertawa. “Haha akhirnya lu kena tipu juga yah Iyan..”
“Oww gitu yahh, dasar bocah tengil udah pintar yah sekarang...”tersenyum lebar kemudian mengacak-acak rambut Ayu.
 Semua orang di dalam Rumah Iyan ikut tertawa melihat kekonyolan meraka berdua dengan keakraban yang begitu menyatu Hingga malam yang ditunggu itu pun Tiba dengan sorakan besama. “Happy New Years, Semoga Keakraban ini akan selalu teringat.”


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar