Senin, 04 Januari 2016

SOSIOLOGI PELAJARAN FAVORITE

        Kali ini penulis blog pengen post mengenai kesehariannya sebagai pelajar SMA. Nah SMA kan masa-masa yang indah, gokil, lucu, pokoknya begitulah. Pasti ada satu hal yang bakal kita kangenin setelah kita lulus SMA. Kalau bukan teman-temannya, Guru-gurunya atau tidak dengan mata Pelajarannya.yahhh, berhubungan dengan mata pelajaran. Penulis blog yang satu ini suka banget dengan pelajaran yang berhubungan dengan Ilmu Sosial. Secara anak social sih.. tapi terlepas soal anak social atau tidak, dari dulu memang suka banget dengan pelajaran yang satu ini. Sejak SMP memang sudah tertarik dengan pelajaran IPS, dan Alhamdulillah saat di SMP pernah ngikutin lomba OSN IPS tapi sayangnya belum lolos. 

       Satu hal yang penulis ingat saat SMP yakni mengenai materi pelajaran Perang Dunia II, hehehe ada kesan tersendiri sih.. haha sama siapa yah ???? adalah pokoknya membuat saya menarik untuk menyukai pelajaran IPS sampai-sampai materi perang dunia II itu tidak bosan-bosannya saya baca sampai tanggalnya saja masih teringat.. yahh begitulah. Maaf flashback dulu ke massa-masa SMP.
  
       Nah saat masuk SMA, sebenarnya pernah salah pilih jurusan sih. Kan saat itu berkenaan dengan diterapkannya Kurikulum 2013, dimana anak kelas satu bisa langsung memilih jurusan sesuai bakat dan minatnya. Namun saya tidak memilih jurusan sesuai dengan kemampuan saya. Iya sih boleh dikata nilai IPAnya juga hampir setara dengan nilai IPS hingga pada akhirnya memilih IPA sebagi jurusan yang diambil, namun setelah memikirkannya ternyata saya lebih nyaman jika mengambil jurusan IPS.Selama di SMA ini pelajaran yang saya suka setelah jadi anak IPS, yaitu Sosiologi. Tahu tidak kenapa saya suka banget sama pelajaran  itu. Soalnya ketika kita belajar tentang sosiologi itu kita bisa merasakan soul IPS, belajar mengenai kehidupan social dimasyarakat. selain itu metode pembelajarannya terkesan ringan tapi serius juga mudah dipahami, apalagi kalau bukan metode diskusi metode yang paling membuat kita bisa merasakan kebebasan. Bebas dalam mengutarakan apa yang ingin kita sampaikan, berpendapat, dan menuntut kita untuk mendapatkan hasil atau solusi.

       Satu hal yang paling saya suka dalam belajar sosiologi ini pertama karena gurunya dan kedua karena teman-teman. Saya juga pengen ucapin banyak terima kasih buat guru sosiologi yang ngajar kita sudah hampir dua tahun. Banyak memotivasi untuk tetap menggali potensi yang dulunya kalo bicara didepan kelas tidak beraturan saat diskusi sekarang sudah mampu menyaingi anggota DPR saat melakukan sidang dengan deretan pertanyaan yang membutuhkan tingkat analisa yang tinggi. Banyak mengajarkan tentang bagaimana memiliki wawasan yang luas, mempertahankan argument meskipun terkadang teman ingin menguji  atau mematahkan setiap pendapat kita. Tapi disitulah keseruannya saat kita beradu pengetahuan dan saling berlomba dalam menyampaikan setiap pendapat.

       Terlepas dari guru, teman-teman juga sangat membantu. Ditempatkan di kelas unggulan IPS cukup membuat saya merasakan atmosfer yang berbeda, tentunya dengan pengetahuan diatas rata-rata. saya merasa beruntung, setiap apa yang kita utarakan, sedetail mungkin mereka memperhatikan. Bahkan dari permasalahan kecil saja bisa menjadi besar, dari hal yang biasa saja bisa menjadi hal yang luar biasa. Setiap pendapat yang dikemukakan pasti selalu memiliki umpan balik. Sampai-sampai saya dan teman-teman merasa tidak puas dengan waktu pembelajaran sosiologi yang sedikit dan dipenggal itu. Karena bagi kami dalam membahas satu permasalahan saja bisa sampai berjam-jam karena kita membahas segala aspek didalamnya sampai semuanya bisa menerima dan memahami.

       Itu saat kita semua masih kelas satu, sekarang saya dan teman-teman sudah kelas tiga sudah berada difase akhir. Tentunya sudah sangat berbeda seperti dulu, pengetahuan yang kita peroleh pun pasti bertambah. Dalam belajar sosiologi kelas tiga saya merasa sedang tidak belajar melainkan hanya sebuah bermain. Kenapa ? banyak hal baru yang kita peroleh yakni belajar sambil bermain. Bayangkan saja siswa mana yang menyebut dirinya sebagai Asisten Dosen menjelaskan setiap poin-poin pembalajaran. Berdiri sendiri didepan kelas menjelaskan layaknya seorang guru dan menanggapi setiap pertanyaan yang diajaukan sambil diiringi candaan.Mengaitkan setiap permasalahan masyarakat dalam berpendapat, bagaikan perwakilan dari suara masyarakat, memposisikan dirinya sebagai masyarakat dan sebagainya, memperagakan setiap aksi unik diiringi tawa. Pembelajaran terkesan santai namun pada akhirnya mudah dimengerti serta guru yang mengajar pun merasakan bukan seperti guru melainkan seperti pengamat yang mengamati setiap aksi dari setiap materi yang dibawakan oleh Asisten dosen.Ditunjuk secara langsung untuk menjelaskan didepan bukanlah hal yang mudah apalagi tanpa memegang buku, yang di pegang hanya sebuah Spidol dan Menulis segala apa yang kita pahami dan mempertanggung jawabkan setiap kata yang keluar dari mulut kita. 

       Ini sungguh pelajaran yang menakjubkan, guru yang bersahabat, teman yang berkualitas dan gokil mampu menciptakan komedi dalam kelas. Hahaha…

“Bagi saya pelajaran Sosiologi ini akan selalu teringat. Segala nuansa yang tercipta dengan konyol akan tersimpan dan begitu indah untuk dikenang.”     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar